10.4.12

C - O - P - E - T !

Gila, ini ketiga kalinya barang elektronik gue hilang. Karena copet. Ketiganya diambil dari tas dan gue gak sadar. Mak-Bapak gue pasti bosen dengernya, setiap dibeliin/dikasih barang berteknologi tinggi dengan mudahnya hilang begitu saja.

Back on 2007, gue punya SE P910i dan hilang di angkot S-11 Pasar Minggu-Lebak Bulus pulang sekolah dari Gonz mau ke D' Best Fatmawati menyusul Mama. Dan baru sadar itu hilang setelah gue turun angkot, dengan keadaan resleting depan ransel gue kebuka. And I used to have LDR relationship back then and that was such a big loss :-P

Tahun lalu, kamera Sony Bloggie hilang dengan indahnya ketika gue keluar dari hall Tennis Indoor Senayan selesai nonton konser Ne-Yo. Begitu aja raib dari tas selempang hitam andalan gue kalo nonton konser. Gue dan Melly muter-muter menyusuri Tendor bolak-balik seperti setrikaan, nanya sana-sini ke security, tukang sapu. Nihil. Padahal itu kamera pertama gue yang diidam-idamkan dari semenjak kemunculan pertamanya. Dengan segala ide-ide foto dan video yang bergelimangan di otak gue (saat itu) harus kandas karena kameranya ilang.

Dan kali ini!
Handphone SE Xperia Mini Pro gue masih seumur jagung (berapakah umur jagung?), menghasilkan beberapa gambar dan tulisan asik di blog ini. Sebelumnya, selama kurang lebih 4 tahun, gue bergantian pake handphone bekas Mama atau Nadya yang sudah lama bin jadul. And finally I got my new phone in August 2011. Tapi bukan Karina namanya kalau gak careless. Saat liburan keluarga di bulan Desember 2011, handphone gue jatuh -> layar touchscreen retak -> gak bisa dipake. Untung ada asuransi (perhatikan. asuransi bukan garansi) jadi bisa diganti baru dengan bayar 15% dari harga asli. Setelah penantian lama ngurus klaim sana-sini, tanggal 24 Maret 2012 gue dapat handphone yang sama dengan kondisi baru. Masih mulus kan tuh makanya gue jaga baik-baik. Gue yang dulu asal setengah mati sama handphone sekarang jadi penuh perhatian, sampai gue taruh di purse buat handphone biar gak lecet-lecet. Namun sayang, cuma bertahan di tangan gue selama tiga minggu......

Siapa yang disini anak Depok? Pasti kenal banget sama angkot miniarta 04 warna coklat jurusan Pasar Minggu - Depok Timur. Gue yang baru pulang dari Bandung naik Cipaganti, turun di depan Margo, dan naik 04. Setelah Jalan Juanda ada bapak-bapak naik dengan kemeja warna biru muda, celana hitam, dan bawa tas ransel hitam gede. Gelagatnya emang aneh tapi gue gak mikir buruk. Dia yang awalnya duduk di kursi kecil deket pintu secara tiba-tiba minta ibu disebelah gue untuk geser. Jadi dia berada di antara gue dan si ibu (KENAPA MUSTI DISEBELAH GUEEEE!?) Ranselnya yang gede sesungguhnya gak wajar buat dipangku tapi sekali lagi gue gak mau berpikiran negatif. Dia agak sedikit memainkan tasnya, seperti mencari posisi yang nyaman untuk melancarkan aksinya. Sekitar 5 km kemudian, dia turun di STM depan Ramanda. Dan seingat gue, dia turun seperti melompat sambil berteriak "Ya, terus!" dan gak bayar. Apakah kerjasama dengan supir angkotnya? Entah

Segala pikiran baik gue ternyata salah banget. Nampaknya dengan ransel hitam itu, tangan kanan dia - yang tertutup ransel hitam - membuka resleting depan ransel gue. I wish I saw or felt it. I wish I could thwart his crime. After arriving home and tried to find my phone, my knee and hand were shaky that I couldn't find it anywhere.

ini hanya ilustrasi. ah andai kejadiannya hanya ilusi~
posisi copet ada di sebelah kanan gue, membuka resleting kantong depan ransel.
Butuh tiga hari untuk akhirnya Papa tahu handphone gue hilang, itupun melalui Mama. Makasih Pa udah dibeliin dan maap pula malah diilangin. Ampun Ommmm!

Sesungguhnya gue masih bersyukur karena dompet, yang juga berada di kantong depan ransel, masih selamat. Power of let go bisalah diatur biar lebih legowo. Tapi kalau dari banyaknya barang elektronik gue yang hilang jadi mikir semilyar kali pengen beli barang baru entah handphone atau kamera :-\

So Cosmer, please be very wary wherever you go, especially in public places or transportation!

2 comments: