7.6.13

True Story


"Pak balik lagi ketempat tadi kita berangkat ya." kataku pada si supir taksi setelah mengantarkan kerabatku ke salah satu hotel di kawasan Ancol. Baru 50 meter taksi berjalan, lampu mobil menyorot sebuah dompet yang tergeletak di parkiran mobil. 
"Pak berhenti sebentar.". Tanpa pikir panjang aku langsung turun dan mengambil dompet itu. Segera masuk ke taksi dan menyuruh pak supir untuk melanjutkan perjalanan, aku langsung membuka dompet itu dan menemukan belasan lebih lembaran seratus ribu dan lima puluh ribu rupiah. Hari ini tanggal 25 Mei, tepat akhir bulan. Sebagai anak kos yang tinggal jauh dari orang tua menemukan uang sebanyak itu pasti menjadi rejeki yang tak terhitung nilainya. 

What should I do with this loads of money? Aku lihat kartu identitasnya, ada dua KTP dengan alamat di Jakarta dan Karawang. Kartu kredit, kartu debit, setumpuk kartu nama, sebuah flashdisk, dan berbagai kartu lainnya. Aku sempat berpikir untuk mengembalikan dompet itu, tapi dua hari lagi aku akan menghadapi UAS, apalagi ini semester terakhir ku di kuliah, aku tidak mau menyia-nyiakan nilai baik dengan percuma. Ah yasudah nanti saja mikir dompetnya. Jadilah, kusimpan dompet itu di laci kamar kosanku dengan harapan aku akan lupa dan tidak tergoda dengan isi dompet itu dan aku juga bisa fokus dengan UAS.


Hari ini hari terakhir UAS, seminggu penuh kulewati dengan ujian yang menguras waktu dan tenaga. Sesampainya di kosan aku ingat dompet yang ku simpan di laci. Kubuka lagi dan coba ku cek siapa tahu ada hal lainnya yang menarik. Dasar generasi update, aku langsung ambil handphone dan tulis status di twitter, sekedar curhat kalau aku nemu dompet, mungkinkah ini rejeki. Sudahlah mungkin ini memang jawaban Tuhan buat doaku yang lagi kere. Aku pun tidur sambil berpikir akan aku apakan saja uang ini.


"Pokoknya kamu harus kembaliin dompet itu!" 
Ternyata karena status twitter, adik ku mengadu ke ibu. Gak disangka sehari setelah pasang status, ibu menelpon dan memarahi aku. Pikirku, apakah ini pertanda untuk kembali pada hati nuraniku untuk mengembalikan dompet ini pada pemiliknya. 
Merasa bersalah akhirnya aku cek-cek isi dompet itu dan menemukan sebuah kartu SIM handphone. Ya iseng saja pasang, kali menemukan nomer telepon yang bisa dihubungi lewat SIM Card log. Ternyata gak ada sama sekali. 

Beberapa hari kemudian ada satu nomer yang menghubungi nomer handphone tersebut tapi aku tidak berani mengangkatnya entah mengapa. Mungkin ini nomer handphone si pemilik dompet. Aku membiarkan si penelpon berbicara dengan mail voice. Beberapa jam kemudian ada nomer lain yang menghubungiku. Aku rasa ini saatnya untuk mengangkat. Ternyata si penelpon mencari Pak Dodi, si pemilik dompet. Tanpa pikir panjang aku pun langsung berkata jujur kalau aku menemukan dompet Pak Dodi ini. Selang beberapa lama, aku dihubungi pemilik dompet. Setelah secara singkat memberitahukan bagaimana dompetnya bisa berada padaku, akhirnya kami janjian untuk bertemu. Aku memberikan alamat kosan ku. 

Tepat hari ini aku bertemu dengan pemilik dompet. Sebenarnya dalam hati aku takut, karena sudah 2 minggu dompet ini ada bersamaku. Rasanya terlalu lama. Aku merasa takut kalau-kalau ini malah jadi masalah panjang yang berbuntut kriminal. Tapi yasudahlah niat ku baik ini. Siang ini pemilik dompet datang bersama dua temannya. Aku pun menceritakan duduk perkara asal mula kejadian. Pemilik dompet nampaknya bisa menerima alasan ku dan ia berterima kasih atas kejujuranku. Setelah dompet itu kembali ke pemiliknya, tiba-tiba sebelum kami berpisah si pemilik memberikan semua isi dompet yang ada didalamnya kepadaku. Aku sama sekali tidak menyangka. "Ini kebanyakan pak.", kataku. 
Namun pemilik dompet tetap memaksa, akupun tentunya tak menolak. Mungkin memang ini rejekiku.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Jadi dua minggu lalu dompet Papa hilang ketika gue dan keluarga lagi weekend gateaway ke Ancol dan membuat dia stress gak ketolongan berhari-hari. Beruntungnya, hari ini Papa baru saja menemukan dompetnya. Suatu kebetulan, keajaiban, dan entah apa lagi. Apalagi dua minggu bukan waktu yang lama. Terima kasih buat (katanya) mahasiswa IKJ yang cukup berani buat ngembaliin dompetnya dengan utuh dan cerita kejadiannya dengan detail. God bless you :)
At least we still believe that good people are still out there.

(cerita di paling atas adalah cerita si penemu dompet. tidak sepenuhnya persis karena agak gue modifikasi dikit. namun secara garis besar inilah yang ia ceritakan kepada papa ketika mereka bertemu langsung dan mengembalikan dompetnya. jadi bukan gue yang nemu dompet ya man teman :D)

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. nice story. at least we know, there's still any good people out there :)

    ReplyDelete